Bulan maret lalu, oleh teman-teman Unit Fotografi (UFO) UGM angkatan 16 dan 17 mengadakan pameran bertajuk “Minoritas” di Ruang Sidang I Gelanggang Mahasiswa UGM. Sekitar tiga minggu sebelum pameran itu, saya mendapat sms (atau telefon ya waktu itu) dari teman beberapa teman yang kebetulan anggota UFO yang akan berpameran yang intinya adalah undangan atau tawaran atau sebenarnya mungkin adalah kejahilan mereka untuk mengajak saya menjadi kurator pameran tersebut :D. WTF!, kurator? yea right? but no, no thanks, no way! hhaha. Mengingat, satu, saya bukan siapa-siapa, dua, selama saya berkesenian dan berpameran, belum pernah sama sekali, sekalipun, membayangkan untuk menjadi kurator pameran, terlebih lagi kurator pameran fotografi. Pada dasarnya saya tidak terlalu mengerti fotografi, pas kuliah dahulu, saya lulus mata kuliah fotografi dengan sangat memprihatinkan :). Namun saya tidak berfikir terlalu lama, saya ambil kesempatan ini, dan memberanikan diri untuk menjejaki pengalaman baru ini, toh hidup cuma sekali, sebisa mungkin saya akan mencoba semua pengalaman baru.
Beberapa kali pertemuan dengan fotografer UFO, ngobrol ini itu tentang berkarya dan tentang karya yang akan mereka pamerkan nanti, saya tidak berusaha menjadi kurator, namun hanya menjadi teman diskusi dalam berkarya dan mempersiapkan pameran. Prinsip-prinsip dasar estetika dan prinsip-prinsip pribadi dalam berkarya-lah yang akhirnya saya sharing dengan teman-teman fotografer UFO, lalu berusaha menjadi sosok 'semacam kurator' yang selama ini saya idam-idamkan hadir menemani saya berproses ketika saya sedang mempersiapkan karya saya sendiri. sebuah pengalaman yang sangat menantang sekaligus menyenangkan. Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan teman-teman UFO angkatan 16-17. berikut adalah beberapa foto dokumentasi pameran yang saya pinjam dari beberapa sumber blog.
Beberapa kali pertemuan dengan fotografer UFO, ngobrol ini itu tentang berkarya dan tentang karya yang akan mereka pamerkan nanti, saya tidak berusaha menjadi kurator, namun hanya menjadi teman diskusi dalam berkarya dan mempersiapkan pameran. Prinsip-prinsip dasar estetika dan prinsip-prinsip pribadi dalam berkarya-lah yang akhirnya saya sharing dengan teman-teman fotografer UFO, lalu berusaha menjadi sosok 'semacam kurator' yang selama ini saya idam-idamkan hadir menemani saya berproses ketika saya sedang mempersiapkan karya saya sendiri. sebuah pengalaman yang sangat menantang sekaligus menyenangkan. Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan teman-teman UFO angkatan 16-17. berikut adalah beberapa foto dokumentasi pameran yang saya pinjam dari beberapa sumber blog.
beberapa ulasan media tentang pameran ini bisa dilihat pada tautan: balairung press 01 (klik di sini), balairung press 02 (klik di sini), bulak sumur ugm (klik di sini), farmagz (klik di sini). dan berikut adalah tulisan pendek saya pada katalog pameran ini
Merekam Minor
'Almost always, the
creative dedicated minority has made the world better' - Martin Luther
King, Jr.
Sebuah istilah
yang cukup populer untuk menyebut golongan yang justru 'tidak populer' jika di
komparasikan dengan golongan lain yang jumlah anggota atau warganya lebih
banyak. Menelaah minoritas tidak bisa dengan tidak mempertimbangkan istilah
lawannya yaitu mayoritas. sebuah pendapat menyatakan, bahwa sebagai sebuah
diksi, mayoritas-minoritas mengandung makna politik di mana yang satu merujuk
pada kumpulan individu yang berjumlah banyak dan biasanya lebih supreme
dalam banyak hal, sedangkan yang satu lagi merujuk pada kumpulan individu yang
lebih sedikit, yang secara kuantitas tidak mungkin lebih supreme dari
yang mayoritas. Sesungguhnya, atas populernya istilah ini, rasa-rasanya tidak
perlu lagi memperpanjang bahasan tentang apa bagaimana definisi 'minoritas' ini.
Permasalahan-permasalahan
tentang dualitas minoritas-mayoritas dalam konteks yang bermacam ragam, selalu
saja muncul, tidak pernah habis dibahas, diwacanakan, dan didaur ulang sebagai
sebuah issue. Hampir di seluruh aspek kehidupan terdapat kesan-kesan tingkatan,
pengkastaan, pembedaan status sebagai cara identifikasi sosial yang semakin
memperkuat alasan terjadinya pengkubu-kubuan minoritas dan mayoritas. Yang
terlalu sering terjadi kemudian adalah munculnya apresiasi yang tidak berimbang
dari khalayak terhadap kalangan minoritas. Karena konon katanya wacana
mayoritas di sampaikan oleh kalangan mayoritas dengan media mayor dan alat dan
gaya papar ala mayoritas yang tentusaja supreme.
Begitu juga sebaliknya, sehingga kalangan minoritas hampir tidak punya
kesempatan untuk menyampaikan atau tersampaikan wacana aspirasinya, dan akan
selalu menjadi minoritas. Walaupun kecenderungan ini kemudian bertendensi
negatif, namun menjadi menarik, karena akan selalu melibatkan setidaknya dua
kutub besar yang terbandingkan, dan kemudian tumbukan-tumbukan energi yang
ketika terekam, terolah lalu terpresentasikan dengan cara pandang objektif,
berimbang dan kreatif akan menghasilkan ekstraksi yang berenergi positif.
Dengan realitas-absurditas dan irisan-irisan tipis paradoksial pada konteks
mayoritas-minoritas ini, lantas apa yang coba dicapai dalam pameran ini? bukan
apa-apa kecuali menyampaikan rekaman fotografis atas issue-issue minoritas
(yang tidak selalu dimaknai sebagai sebuah permasalahan yang 'berat' dan bertendensi
negatif) dengan cara pandang yang objektif dan berimbang oleh
fotografer-fotografer peserta pameran ini.
Unit Fotografi UGM,
sebuah unit kegiatan mahasiswa yang biasa disebut dengan UFO mengambil tema 'minoritas'
dalam pameran fotografi angkatan 2012. 17 fotografer anggota UFO angkatan 16-17 ini akan mempresentasikan karya-karya fotografi atas pemahaman, rekaman, olahan
mereka tentang tema 'minoritas' ini.
Keputusan
teman-teman fotografer peserta pameran melibatkan saya yang notabene bukan
siapa-siapa dan tidak memiliki supremasi apapun dalam dunia fotografi, sebagai
kurator pameran, mungkin juga sebagai salah satu teman-teman peserta pameran usaha
untuk lebih memberikan nuansa minoritas pada pameran ini. Sebuah ajakan yang sesungguhnya
mengagetkan bagi saya pribadi. Saya terima ajakan ini dalam rangka keinginan
saya untuk ikut berproses dan belajar bersama teman-teman peserta pameran,
dalam konteks yang lebih luas yaitu proses kreatif penciptaan karya seni.
Alih-alih sebagai kurator pameran, fungsi saya disini kemudian lebih sebagai
teman diskusi penciptaan karya pada pengayaan ide, konsep, potensi komunikasi, visualisasi
karya, dan presentasi karya di ruang pameran. Selebihnya, yaitu ide-ide menarik
dan segar dari setiap karya serta terwujudnya setiap karya dan keseluruhan
pameran ini adalah hasil kerja keras dari setiap individu dan kolektivitas dari
kelompok ini.
'Even if you are a
minority of one, the truth is the truth' - Mahatma
Gandhi
Karya-karya pada
pameran ini berefleksi pada aspek-aspek realitas issue minoritas yang dekat dan
hampir melekat pada kehidupan fotografer. Sangat beragam dan sangat menarik, beberapa
diantaranya mengangkat tema issue komunitas dan musik minoritas, difable, gender, tema keagamaan, lingkungan hidup, budaya populer, mainan anak
tradisional, isu sosial kependudukan, kesehatan, bahkan ada salah satu karya
yang mengangkat tema minoritas dalam dunia fotografi dan beberapa tema lain. fotografer
membahas masalah-masalah tersebut melalui eksplorasi karya berupa refleksi
personal, krisis, rekaman lugas, kritik personal, satir, dan berbagai modus
pendekatan lain yang diterapkan pada langkah demi langkah penciptaan karya
sampai pada presentasi karya di ruang pameran. Pameran 'Minoritas' sekali lagi berusaha merekam, mengolah, kemudian
mempresentasikan 'minoritas' yang ditemui oleh setiap individu fotografer
dengan cara pandang yang berimbang dan objektif dalam karya yang bebas dan
murni selayak seni, namun tetap komunikatif dan faktual selayak berita yang
dapat di konsumsi dan dipercaya. Tidak untuk menjawab apapun itu
permasalahannya, pameran ini adalah sebuah rekaman. Merekam minor.
Selamat
berpameran,
Baru sadar kalau mas Farid kuratornya pameran minoritas kemarin. haha.
BalasHapusWangun mas! :)