20141021

Having Sex with NOKNjam


Your endorsement, fuck it, jangan endorse kami, kami ga mau!”

Sebuah kalimat pernyataan yang dengan sadar dan sengaja saya ucapkan sebuah pentas FSTVLST pada helatan clothing expo besar di Yogyakarta tahun 2013. Pernyataan tersebut menuai berbagai respon yang sebagian besar beraroma negatif. Tidak seharusnya saya ber-statement semacam itu di acara eksebisi industri clothing, apalagi pada acara itu saya juga menjadi bagian dari tim penyelenggara acara ini sebagai creative board, semacam meludahi muka sendiri sekaligus tidak menghormati forum asosiasi clothing sebagai pemilik event tersebut, mungkin begitu yang ada di pikiran teman-teman yang mempersalahkan pernyataan saya.  Saya diam lalu menimbang dan akhirnya meminta maaf, mungkin memang saya salah tempat dan waktu, tapi saya yakin bahwa saya tidak salah alasan dan konsep ketika memutuskan mengucapkan itu diatas panggung dengan ribuan penonton sekaligus captive market para pengusaha clothing Yogyakarta tersebut.

Bagi saya, begitulah seharusnya (almost) rock band sekaligus saya sebagai creative board event tersebut, mengajak semua yang terlibat dalam acara dan juga industri yang diwakilinya untuk mencicipi trip yang menyerempet ke status-status ‘bahaya’ dan tidak berhenti di wilayah aman dalam berkarya. 

Bukan saya anti praktek kolaborasi bisnis berupa commercial erdorsing yang sering dilakukan oleh brand kepada endorsee-nya, saya hanya jengah dengan format endorsement yang belakangan ini di gunakan oleh para pelaku bisnis kreatif. Se-orthodox ini, brand punya produk, dipakai oleh endorsee, lalu dipaparkan kepada publik seadanya, dengan kesepakatan bisnis yang entah seperti apa. Tidak semuanya seperti ini memang, tapi sejauh yang saya lihat, kebanyakan seperti ini. Aman, tapi tidak ada benefit apapun kecuali keuntungan bisnis bagi kedua belah pihak, brand dan endorsee.

Memang tidak ada salahnya, toh bisnis seharusnya memang begitu, kan? Profit, profit dan profit. Saya secara pribadi dan FSTVLST sudah berkali-kali harus menolak tawaran kolaborasi bisnis dalam bentuk product endorsement yang seperti ini. Dan dengan ini juga, saya secara pribadi - bukan atas nama FSTVLST - menyatakan ‘masih’ menolak untuk di-endorse brand apapun. Saya membayangkan sebuah kolaborasi kreatif antara pebisnis dan pelaku kreatif sudah seharusnya juga meretas format-format yang juga kreatif dan menghasilkan keuntungan yang tidak hanya melulu berupa keuntungan bisnis namun juga value profit.

Adalah Bayu Pamura (masBe), mungkin satu-satunya teman yang mengangguk setuju pada pernyataan saya di atas panggung tersebut tanpa saya harus menjelaskan kenapa. Tentang hal ini, kemudian kami sisipkan dalam obrolan di pertemuan-pertemuan tak sengaja berikutnya dengan masBe. Saya yang masih merasa punya hutang pribadi untuk menjelaskan alasan dibalik pernyataan saya tersebut tersambung sempurna dengan program kolaborasi yang dijalankan oleh masBe dan tim di NOKNbag. Yaitu NOKNjam, sebuah program kolaborasi antara NOKNbag dengan siapapun di luar NOKNbag, yang output-nya berupa produk yang bisa dinikmati pengguna, dilanjut dengan komitmen bahwa keuntungan finansial yang didapatkan dipikirkan untuk memberi sesuatu yang berguna pada lingkaran berikutnya. Pada awalnya saya harus meletakkan curiga pada program kolaborasi ini, jangan-jangan saya mau di-endorse NOKNbag, saya dikasih tas, lalu difoto dengan settingan visual layaknya iklan, lalu di twit-kan dengan teks yang pada initinya mengandung pesan: “Beli beli beli beli dan belilah NOKNbag!”. Seketika kecurigaan itu terpatahkan saat masBe memaparkan NOKNjam versus Farid Stevy sebagai kolaborasi yang entah akan jadi seperti apa nanti, kita harus menemukannya bersama. Sebuah tawaran yang terlalu bagus untuk tidak saya iyakan, dan kemudian kami bersepakat untuk memulai project ini: NOKNjam X Farid Stevy.

Akan jadi seperti apa project kolaborasi ini, ikuti terus update-nya di sini dan di web NOKNbag yes..

20140205

LIBJUNK season I
















ZERO FUCKS GIVEN tees IDR 120.000 + shipping, available on S M L, text +62 89672337296
FIBONACCI tees IDR 120.000 + shipping, available on S M L, text +62 89672337296
VOYAGE MY OWN SEA tees IDR 120.000 + shipping, available on S M L, text +62 89672337296
3BUCKETS canvas tote IDR 65.000 + shipping, 32x39cm, text +62 89672337296
BAROKAH canvas tote IDR 65.000 + shipping, 32x39cm, text +62 89672337296
REDSTAIRS canvas tote IDR 65.000 + shipping, 32x39cm, text +62 89672337296

VOYAGE canvas tote IDR 65.000 + shipping, 32x39cm, text +62 89672337296
LIBSTAIRS notebook IDR 110.000 + shipping, text +62 89672337296
I II III IV notebook IDR 110.000 + shipping, text +62 89672337296
LIB PATCHES set IDR 50.000 + shipping, text +62 89672337296

CUT&PASTE STICKER set IDR 20.000 + shipping, text +62 89672337296

20130818

Kopi Keliling 7

Karya untuk pameran bersama Kopi Keliling 7. Judul karya: ngopi dulu. Saya tidur di loteng studio disain, dan selalu bangun siang, turun dari loteng sudah mendapati beberapa rekan kerja sudah tegang, spaneng, hampir stress mungkin, mengerjakan kerjaan-kerjaan bertenggat waktu ketat. relaksasi sejenak, santai sebentar menjadi penting di saat-saat seperti ini. ngopi (minum kopi). ajakan sebelum ngopi di studio, biasanya terucap dengan kalimat ini: NGOPI SIK, NDAK EDAN. kalimat dalam bahasa jawa yang artinya: minum kopi dulu, biar engga gila. lalu, masak air, nyuci mug plastik yang biasanya udah ada endapan kopi kmaren, bikin kopinya dengan takaran 2 sendok kopi, satu sendok gula. kental, semi pahit. di sruput panas-panas sambil tetap spaneng dan stress beresin kerjaan :D. 

papan kayu, cat akrilik, mug, 25x25cm, 2013. sekarang karya ini di koleksi oleh mba Ria dan mas Iwan Effendi (Papermoon theatre) :)

20130716

GDRS GTH


hampir sepuluh hari, waktu itu, beberapa tahun lalu, berpura-pura hilang, ingin sebenarnya benar-benar hilang, lalu berujung mendamparkan raga di rumah sebuah keluarga kecil yang awalnya tersambungkan oleh dia si alasanku ingin memuncak bersama, lalu menjadi alasanku ingin menghilang itu. selama sepuluh hari itu lalu, mas bapak dan mbak ibu ini mengelus dan meninjuku dengan percakapan yang terawat dan pembiaran yang membebaskan. silahkan, apapun itu, mereka membukanya selebar itu. kecutnya senyum dek anak juga tidak pernah gagal membuat lidah jiwaku mengecap lagi apa yang namanya harapan. terimakasih mas mba dek. 

seraup demi sejimpit kukumpulkan lagi sisa-sisa-ku disitu. awal dari keputusanku untuk menunggu seratus hari sebelum akhirnya harus mengambil keputusan. urat menyerah menantang dengan mata picing dan kepal besar, goda membalas menjambak dan menyeret dengan ejekan-ejekan pahit tepat mengenai simpul harga diri. lukanya terlalu lebar dan dalam untuk tidak mungkin tak berlumuran darah. mucrat pekat dan deras. godres getih. darah mengutus kata-kata sebagai wakilnya, marah meminjam tinta dan kapur sebagai wujudnya, sabar memilih kertas dan papan kayu sebagai ruangnya. yang tiba-tiba menjadi sirkus curahan hati. ramai memeluk sepi, terang menimpa gulita, tawa menyindir sedih. energi itu berubah bentuk, tidak hilang dan terbuang begitu saja. berubah menjadi jejak dan tanda jangan lewati jalan ini lagi, atau menjadi prasasti kecil yang terbangun untuk nanti dapat lagi terziarahi, dengan bunga semoga. 

plastic heart, baiklah kalau itu pintamu, race race!, terjebak sinetron, tidak ada i love you yang tak retak, karep versus butuh, too bright for a darkness, to heavy for a light, dinginnya seperti di khianati kulkas, terjebak retweet, sing uwis yo uwis, god loves you for sure, tjap kedjam, in the morning all we see just how crazy young love can be, land ho!, alcohol tidak menyelesaikan masalah apalagi es teh, cocok, I'm fine!, tenane, menawarkan jabat erat dan mengajak berserikat, ngebir wae yok, naik-naik ke puncak kasta tinggi tinggi sekali, abandoned, dan rentet racau kata-kata lain tertumpah, sebagai tanda, bukan apa-apa selain itu. 

GDRS GTH, eksebisi tunggal kecil saya di rumah srikaya mas pak Dwi, mbak bu Ajeng dan dek anak Lemon, dan after party-nya di Deus Ex Machina Jakarta, tengah juli 2012. 

20121220

Bahagia Itu Sederhana di Pecha Kucha Night Yogyakarta

Pecha Kucha adalah sebuah format presentasi dengan format 20 slides, masing-masing slide diceritakan hanya selama 20 detik. Di Indonesia, Pecha Kucha sudah diselenggarakan di beberapa kota, termasuk Yogyakarta. Saya diberi kesempatan untuk menjadi salah satu presentator pada malam Pecha Kucha yang pertama di Yogyakarta, 25 November 2011 di Pasturo Cafe, jl. Sekardwijan no 24. Ada sekitar belasan presentator lain dalam acara ini. Dibawah ini adalah 20 slide yang saya bawakan, dan saya akan mencoba mengingat kembali presentasi verbal saya untuk tiap slide tersebut dan menuliskannya sebagai caption pada tiap slide. 20 slide tiap slide 20 detik, dimulai dari.... sekarang...

slide 1 on - 'Selamat malam teman-teman, selamat datang di Pecha Kucha night yang pertama di Yogyakarta. terimakasih atas undangan dan kesempatan presentasinya. Kalau banyak atau hampir semua yang hadir di sini tidak mengenali siapa saya, sangat wajar, karena saya bukan siapa-siapa. Perkenalkanlah saya, Farid Stevy Asta, 29 tahun, asal Wonosari, Gunungkidul, saya sekali lagi bukan siapa-siapa, namun saya adalah orang yang paling bahagia di dunia. Inilah Bahagia Itu Sederhana saya' - next

slide 2 on - 'Di beberapa slide kedepan, akan ada gambar smiley face dan sad face di kiri kanan dan level bar di atasnya. Saya dan anda pernah menjadi seperti di gambar ini. bayi. Walaupun tidak banyak yang bisa kita ingat dari masa-masa bayi kita, tapi sepetinya jadi umum kalau saya bilang, saat kita bayi, kita akan menangis saat haus, lapar, ngantuk dan sebaliknya, akan senang ketika sudah tidak haus, tidak lapar, tidak ngantuk, di gendong, di timang-timang. senang dan sedih kaena hal-hal kecil yang sangat sederhana' - next

slide 3 on - 'ini bayi tadi yang sudah menjadi bocah, kira-kira umuran 10 tahun. saya dulu umuran segitu sering menangis karena kalah maen kelereng, atau ngambek rebutan maen sepeda dengan temen,  atau di ejek teman karena kepala saya dulu tampak lebih besar dari kepala teman-teman, hahaha. Seingat saya juga saya selalu senang saat Bapak saya memanggul saya di pundaknya sambil lari-lari, senang saat ibu bikinin saya roti tawar + susu coklat kental manis, senang bisa maen bola di belakang rumah. Sedih dan senang saya masih sangat sederhana' - next

slide 4 on - 'nah ini bocah umuran 17 tahun lah kira-kira, udah mulai kenal pacaran, seneng ngumpul kesana kesini sama temen-temen seumuran, sedihnya minta ampun kalo engga dibolehin keluar rumah dan harus belajar ngerjain PR, senengnya engga tanggung-tanggung walau cuman karena bisa papasan sama cewe yang ditaksir. saya pas umuran seginian lagi seneng-senengnya mainan motor, balapan. dan sempat sedih berkepanjangan saat motor disita orang tua karena rangking di raport turun. walah walah, mulai makin ribet aja seneng dan sedihnya' - next

slide 5 on - 'ini sudah mulai beranjak lebih tua lagi, ini gambar muka saya sekarang di umur 29.. (kalo pas nulis postingan ini saya udh gondrong brewokan kumisan :D), di umur yang segini bermacam-macam masalah baru dihadapi, misalnya di dunia pekerjaan. senangnya punya penghasilan sendiri, tapi jadi sedih karena belum bisa membagi banyak ke orang tua dan orang-orang sekitar. stress habis-habisan saat ada tekanan deadline kerjaan, tapi juga senang ketika kita bisa achieve poin-poin penting dalam karir. level senang dan susahnya bertambah lagi kompleksitasnya' - next

slide 6 on - 'semakin bertambah umur, semakin banyak hal yang ditemui di kehidupan, semakin banyak pertanyaan, semakin banyak pembelajaran. masalah tak kunjung sudah, semakin lama semakin bertambah. masalah keluarga, masalah pekerjaan, masalah di lingkungan sosial, dan berbagai masalah baru. kesenangan dan kebahagian juga bisa didapat dengan berbagai cara yang lebih beragam. namun sekalinya kita tidak bisa handling kedua sisinya dengan baik, bisa jadi kita terjebak pada kesedihan dan kesusahan yang tak bisa diselesaikan. banyak cerita, orang putus asa karena tekanan permasalahan, lalu mengambil jalan bunuh diri untuk melepaskan semua beban hidup. dan bukan tidak mungkin, saya dan anda punya potensi untuk terjebak seperti itu juga' - next

slide 7 on - 'sementara itu, pada suatu pagi yang cerah, kira-kira sebulan lalu, pagi dari malam yang sebenarnya saya sedang dihadapkan dengan banyak permasalahan yang untuk saya pribadi adalah permasalahan berat. namun malam sebelum pagi itu, saya habiskan dengan duduk bersama dua teman karib saya, mas dian dan mas tino di studio kerja saya. ngobrol sana sini, sampai tak terasa pagi sudah tiba, dan jendela yang tidak bertirai di studio saya memberi tahu kalau matahari sudah mulai bersinar, langit mulai terang. kami bertiga yang semalaman ngobrol, tiba-tiba merasa lapar, dan akhirnya kita putuskan untuk nyari sarapan' - next

slide 8 on - 'naik motor masing-masing (walaupun ga sebagus motor yang nampak di gambar), kami bertiga keluar dari studio ke tempat sarapan yang belum tau akan dimana. tidak ada kesepakatan mau kemana, hanya berkendara saja, pelan-pelan, dengan harapan tidak terlalu muluk-muluk, siapa tau dapat tempat sarapan, makan apa saja, dimana saja. dan segala sesuatunya dimulai dari sini. apa yang saya rasakan pagi itu tidak seperti biasanya. sudah cukup lama setelah terakhir saya keluar rumah pagi-pagi, bawa motor, udara sangat segar, matahari bersinar terang dan hangat. betapa kenikmatan yang langka bagi saya yang punya kebiasaan melek semalaman lalu tidur pagi sampai sore :D' - next

slide 9 on - 'pagi yang mungkin bagi kebanyakan orang adalah pagi biasa, tapi sungguh bagi saya pagi itu luar biasa karena hal-hal yang sangat lumrah. jalanan masih lengang, tapi sudah mulai agak sibuk dengan anak sekolah yang segar sehabis mandi dan rapi berbaju seragam, beberapa pekerja juga sudah mulai beranjak menuju tempat kerjanya. pagi yang mulai menujukkan semangatnya. studio saya berada di wilayah selatan yogyakarta, kami berkendara menuju utara dan melewati landmark-landmark budaya kota yogyakarta yang tentusaja indah dan berwibawa. plengkung gading, alun-alun selatan, taman sari, ngasem, alun-alun utara. sampai tiba-tiba, salah satu dari kami melihat ada warung soto kakilima, sekitar 20 meter sebelum 0 km nya yogyakarta, tepat di gapura menuju alun-alun utara. berhentilah kami disitu, kami putuskan untuk sarapan disitu, untuk kali pertama' - next

slide 10 on - 'pak, soto 3, teh pans manis 3', begitu kami memesan sarapan kami, dan pak penjual soto yang akhirnya kami tau dari stiker warna hijau yang tertempel di gerobak sotonya bernama pak yatno, membalas dengan senyuman seraya mengiyakan pesanan kami. masih ada sisa ruang di tikar yang digelar di trotoar jalan, kami duduk dan tidak lama kemudian soto ayam sudah dihidangkan. lapar membuat kami bertiga tidak basa-basi lagi. makaaaan. dan setelah selesai makan, kami bertiga sepakat, soto ayam ini, yang baru sekali kami coba ini, enak sekali. yaa Tuhaan, betapa nikmat yang amat sangat pagi itu' - next

slide 11 on - 'mash ada teh pans yang kami sruput-sruput, sambil menghisap rokok dan menikmati kenyang. beberapa obrolan kecil terselip diantaranya, namun seingat saya waktu itu, saya sempat senyum-senyum sendiri sampai-sampai mas dian dan mas tino menanyakan kenapa. dan tidak banyak yang saya ucapkan kecuali bahwa pagi itu indah sekali. hal-hal kecil dan sepele, yang bisa saja saya temui sehari-hari, namun pagi itu sangat terasa keberadaan dan nikmatnya. dengan atau tidak sadar, semua yang saya alami pagi itu adalah momen-momen sederhana yang membuat saya mendefinisikan lagi apa itu arti kebahagiaan. bahagia ternyata bisa didapat dari hal-hal yang sangatlah sederhana' - next

slide 12 on - 'mata sudan mulai terkunci kantuk, dan otot-otot sudah mengirimkan sinyal lelah. pagi itu saya menyapa seorang partner dengan sms ucapan selamat pagi yang bersemangat dan saya akhiri dengan tulisan 'bahagia itu sederhana', belum sampai dibalas, lewat akun twitter saya, saya menulis sebuah twit dengan tanda pagar di depan dan tanpa spasi. adalah tag #bahagiaitusederhana, untuk pertama kalinya. sebenarnya sms hanyalah sms, dan hashtag hanyalah hashtag, namun apa yang saya alami dan temukan di frase tersebut, bahagia itu sederhana, terbawa maknanya sampai rumah, sampai hari-hari berikutnya, sampai sekarang' - next

slide 13 on - 'sejak pagi itu, saya menjadi orang dengan cara pandang yang berbeda terhadap hidup. saya kemudian menjadi lebih peka dan menikmati hal-hal sederhana yang saya temui sehari hari, dan menemukan lagi kebahagian yang sederhana, lagi, menemukan lagi, lagi, lagi, dan hampir tidak berhenti. banyak hal sepele dan biasanya tidak saya hiraukan menjadi sesuatu yang tidak lagi sepele, melainkan sangat berarti. bercanda dan bercerita bersama teman ternyata sangat membahagiakan, atas apa yang sedang di bicarakan, atau bahkan bercuap-cuap basa-basi saja. bahagia sekali kita masih punya orang lain yang bisa diajak berbagi, mendengarkan apa yang kita bicarakan, tertawa bersama. bahagia itu sederhana' - next

slide 14 on - 'hal-hal yang seringkali membuat kita sedih-pun mengandung kebahagiaan bila kita mau memaknainya sebagai sebuah kebahagiaan. kangen orang tua, kangen pacar, kangen adik, kangen seseorang yang bahkan sudah tidak bisa kita temui lagi, bahagianya kita masih diberikan karunia berupa kasih sayang. saya yang hidup terpisah dari orang tua dan adik yang tinggal di wonosari, gunungkidul, sedangkan saya di jogja. walaupun tidak terlalu jauh, namun perasaan kangen itu sering tiba-tiba muncul, dah bahagianya saya dikaruniai perasaan kangen tersebut. bahagia itu sederhana' - next

slide 15 on - 'hobi, aktivitas kesukaan, atau hal-hal sederhana lain adalah sumber kebahagian yang pasti setiap orang mempunyainya. saya sendiri adalah penyuka kopi dan perokok, terlepas dari apakah itu sehat atau tidak, bagi saya minum kopi dan merokok adalah kebahagiaan yang hampir tidak ada gantinya. jadi apa kesukaan anda? makan bakso, ngemil kwaci? bersepeda?, nonton band? menulis? menggambar? ngisi TTS? angkat berat? manjat pohon? menari india? tidur tengkurap? atau apapun itu, maksud saya.. apapun itu yang sederhana.. yang membuat anda senang, gembira atau tertawa. bahagia itu sederhana' - next

slide 16 on - 'hal-hal yang kita lakukan setiap saat seringkali tidak kita hitung sebagai sebuah kebahagiaan, karena sudah terbiasa mengalami itu dan terlewat begitu saja saat demi saat. betapa indahnya apa-apa yang bisa kita rasakan dengan indera kita. badan yang segar kembali setelah kita terbangun dari tidur, kaki kanan dan kiri yang bisa akur mengantarkan kita ke tempat lain setapak demi setapak, dan bahkan kedipan mata, siulan, atau bahkan nafas yang setiap saat kita hirup dan hembus. betapa nikmatnya kita masih dikaruniai semua itu, yang sekali lagi, seringkali kita lupakan dan tidak kita hitung sebagai sebuah kebahagiaan. bernafas, bahagia itu sederhana' - next

slide 17 on - (pause) audience pecha kucha waktu itu beberapa tersenyum, beberapa sampai tertawa lumayan panjang, dan saya biarkan menyimpulkan apa yang ingin saya maksud, saya hampir habiskan 20 detik slide ini untuk diam saja dan memberikan jeda bagi audience untuk mencoba merasakan apa yang sudah saya sampaikan dengan slide-slide sebelumnya. 'apakah saya saja yang doyan ngupil den merasakan nikmat yang sangat nikmat dengan ngupil ini :D? bahagia itu sederhana' - next

slide 18 on - 'sekarang teman-teman cuba buka akun twitter masing-masing dan search query hashtag #bahagiaitusederhana, lalu coba baca apa saja yang ada disana, saya juga akan membaca beberapa hasil pencarian saya. saya bacakan, lihat kamu tersenyum #bahagiaitusederhana, dingin-dingin selimutan #bahagiaitusederhana, paket datang #bahagiaitusederhana, obrolan ringan dengan dia yang ku suka #bahagiaitusederhana. bagi saya yang tadinya membuat hashtag ini tanpa tendensi apa-apa, ternyata menjadi hashtag dengan isi twit yang selalu hangat dan dan menyenangkan dibaca. memang bukan suatu hal besar, tapi bagi saya pribadi, ini adalah sedikit sumbangan kecil saya bagi lebih banyak orang diluar sana untuk dapat memaknai kebahagian dan menikmati hidup. bahagia itu sederhana' - next

slide 19 on - 'saya tidak kemudian mengatakan bahwa etos bahagia itu sederhana atau hashtag #bahagiaitusederhana adalah buatan saya. bahagia itu sederhana adalah milik semua orang dan milik semua pribadi yang mau bersyukur. mensyukuri hal-hal kecil dan sederhana dan berbahagia karenanya. bahagia itu sederhana adalah milik jiwa-jiwa yang ingin merdeka. bahagia itu sederhana adalah etosnya, bersyukur adalah inti dari semuanya' - next
slide 20 on - 'saya tidak menjanjikan apa-apa kepada teman-teman semua yang mau mencoba mencari kebahagian lewat hal-hal sederhana ini, namun sejauh yang saya dan beberapa teman dekat sudah alami, dengan membawa 'bahagia itu sederhana' sebagai salah satu etos dalam menjalani hidup, dan bersyukur menjadi suatu prinsip yang tidak pernah berhenti, hidup menjadi lebih indah, lebih mudah, lebih bahagia. bisa berbahagia dengan cara yang sederhana, berarti kita siap untuk mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar dimasa datang. semoga. amin. selamat berbahagia. terimakasih :)' - stop 

begitulah kira-kira presentasi pertama tentang #bahagiaitusederhana di malam pecha kucha #1, presentasi yang belum maksimal karena ternyata platform 20 detik 20 slide khas pecha kucha ini cukup mengintimidasi juga, hhehe. jadi apa yang saya sampaikan di presentasi ini belum sepenuhnya memberikan gambaran tentang #bahagiaitusederhana selengkapnya. banyak yang saya dapat dan saya pelajari setelah presentasi ini, yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk melanjutkan ini menjadi sebuah communication visual project for social change. formatnya sedang saya rencanakan bersama teman-teman di libcult dan libstud+loten, yang nantinya akan membutuhkan partisipasi dari teman-teman semua. akun twitter juga sudah dibuat sebagai bagian dari project ini, baru saja dibuat dan belum beraktiviitas apa-apa, silahkan follow di akun @bahagiasaya

terimakasih.  
farid stevy asta :)

20121203

rupamuuu rid...

saya, sekarang, umur 30 tahun, 172 - 49, asli Wonosari - Gunungkidul :)
nah, ini, teman seangkatan tahun 2000, DKV ISI jogja, tidak semuanya terfoto
farid, rano bukan karno, miko, kirjo, mambo, roby, agung corel, cak ncop
makan lotek depan kampus, jaman-jaman seneng2nya pake fred perry
sama guritno, seangkatan, berat badan dia kira-kira lima kali lipat saya
helly KKK (tattoo artist yg kmaren bikin tatto saya), pyto, daaaan... :D
wessssseeeehhh... wooots... weeeitsss... miloooox...
rupamuuuuu riiiid rid, buahahhaaaa.... (itu yg di bawah item2 cula, sampingan sama jerawat)
:D


20121201

rebuild lou

tiga tahun saya 'ngangsur' motor jepang, matic hitam yang saya beri nama 'baskiat', di tahun kelima dia akhirnya purna tugas. masih ingat, malam-malam saya sampaikan natan mau jual baskiat ke seorang teman, pagi keesokan harinya transaksi, sore hari uang saya terima, malamnya saya berburu vespa PTS 100, dan keesokan harinya lagi saya sudah dapat vespa ini, dengan kondisi yang lumayan ambyar. maka dari itu, dengan kemampuan super saya dalam mengoperasikan kunci pas, tang, obeng, scrap, spet dan kompresor, dipadu dengan tidak jauhnya toko dempul, cat, mur baut dan angkringan, saya beranikan diri untuk merestorasi vespa itu, sendiri, mulai dari nol. dan berikut adalah video pendek tentang itu (walaupun tidak komplit juga stock shoot-nya). dimata-matai, di susun dan di olah oleh Gilang 'dekgil' Kusuma (vimeo dekgil klik disini) (blog dekgil klik disini) (facebook dekgil klik disini) (twitter dekgil klik disini) komplit :DD. perkenalkan, ini lou, vespa V9B1T 100 cc tahun 1979 PT100S. lebih baik (mbangun sendiri, lalu) naik vespa. dan memang ini termasuk #BahagiaItuSederhana saya. sip, yaksip. 




20121125

numbers and lines of the fibonacci

sudah sejak lama, mungkin hampir sedekade, keinginan untuk membuat rajah di badan saya yang sejak dulu memang berotot, sangat proposional dan atletis ini. butuh waktu selama itu untuk memantapkan niat, dan menetapkan gambar apa yang akan saya melekat di badan saya selama sisa umur, dan terlebih lagi merangkum cerita-cerita hidup saya yang akan saya titipkan pada tanda rajah tersebut. anda dan saya pasti sudah sering mendengar cerita tentang tattoo dan komitmen, dan juga sudah sering melihat orang-orang dengan tattoo yang bagus dan sepertinya memang 'ada disana' dan juga sebaliknya, tattoo yang 'karena teman-temanku bilang tattoo beginian keren'. well.. you know what i mean. jadi selama itu saya mengukur kelayakannya. 

sampai suatu saat beberapa tahun lalu, di batin dan lisan, saya berucap, jika saya masih diberi kesempatan hidup sampai umur 30, saya akan jadikan niatan tattoo ini. mengapa 30, saya yang sejatinya konservatif ini sebenarnya tidak pernah termakan ungkapan 'hidup dimulai di umur tiga puluh', tapi entah mengapa, beberapa tahun menjelang tiga puluh saya, terlalu banyak kejadian yang terlalu sepele untuk tidak saya jadikan bagan penting dalam rute random saya mencari sejatinya apa yang saya cari dalam hidup, yaitu kebahagiaan. dan akhirnya, tiga puluh saya menjadi angka yang memang benar di ungkapan tersebut tadi. ah, tentang tiga puluh-nya belepotan. 

tersebutlah seorang bernama Leonardo Fibonacci, yang merumuskan sebuah hitungan matematis tentang rasio atas ukuran-ukuran, dengan sebuah angka emas yang saya pilih sebagai tanda. entah cukup bisa mewakili entah tidak, tapi gambar inilah yang suatu saat pada kondisi khusus mempertemukan saya simpul-simpul besar hidup saya, yang selalu, selalu, selalu berada dalam sebuah persimpangan chaos antara dua hal ini: logika dan apapun kebalikannya. dua arah, saling tantang, dan satu sama lain pernah menang dan kalah, di tubuh dan jiwa yang sama. milik saya. dan apapun itu, garis dan angka inilah tandanya.  



terimakasih garis-garis dan angka-angkanya masbro fibonacci, jarum tinta dan sakitnya mashel KKK, video dan pie pie opo sing dirasakke-nya dekgil dan masnes LPSKNDL, rawatnya dekdi, gitaran dan ngancani-nya masale bangips dan laire. tunai sudah, yang pertama.. :). ada juga video lain di akun VIMEO saya, klik disini. 

20121114

Merekam Minor

Bulan maret lalu, oleh teman-teman Unit Fotografi (UFO) UGM angkatan 16 dan 17 mengadakan pameran bertajuk “Minoritas” di Ruang Sidang I Gelanggang Mahasiswa UGM. Sekitar tiga minggu sebelum pameran itu, saya mendapat sms (atau telefon ya waktu itu) dari teman beberapa teman yang kebetulan anggota UFO yang akan berpameran yang intinya adalah undangan atau tawaran atau sebenarnya mungkin adalah kejahilan mereka untuk mengajak saya menjadi kurator pameran tersebut :D. WTF!, kurator? yea right? but no, no thanks, no way! hhaha. Mengingat, satu, saya bukan siapa-siapa, dua, selama saya berkesenian dan berpameran, belum pernah sama sekali, sekalipun, membayangkan untuk menjadi kurator pameran, terlebih lagi kurator pameran fotografi. Pada dasarnya saya tidak terlalu mengerti fotografi, pas kuliah dahulu, saya lulus mata kuliah fotografi dengan sangat memprihatinkan :). Namun saya tidak berfikir terlalu lama, saya ambil kesempatan ini, dan memberanikan diri untuk menjejaki pengalaman baru ini, toh hidup cuma sekali, sebisa mungkin saya akan mencoba semua pengalaman baru.

Beberapa kali pertemuan dengan fotografer UFO, ngobrol ini itu tentang berkarya dan tentang karya yang akan mereka pamerkan nanti, saya tidak berusaha menjadi kurator, namun hanya menjadi teman diskusi dalam berkarya dan mempersiapkan pameran. Prinsip-prinsip dasar estetika dan prinsip-prinsip pribadi dalam berkarya-lah yang akhirnya saya sharing dengan teman-teman fotografer UFO, lalu berusaha menjadi sosok 'semacam kurator' yang selama ini saya idam-idamkan hadir menemani saya berproses ketika saya sedang mempersiapkan karya saya sendiri. sebuah pengalaman yang sangat menantang sekaligus menyenangkan. Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan teman-teman UFO angkatan 16-17. berikut adalah beberapa foto dokumentasi pameran yang saya pinjam dari beberapa sumber blog. 


beberapa ulasan media tentang pameran ini bisa dilihat pada tautan: balairung press 01 (klik di sini), balairung press 02 (klik di sini), bulak sumur ugm (klik di sini), farmagz (klik di sini). dan berikut adalah tulisan pendek saya pada katalog pameran ini

Merekam Minor

'Almost always, the creative dedicated minority has made the world better' - Martin Luther King, Jr.

Sebuah istilah yang cukup populer untuk menyebut golongan yang justru 'tidak populer' jika di komparasikan dengan golongan lain yang jumlah anggota atau warganya lebih banyak. Menelaah minoritas tidak bisa dengan tidak mempertimbangkan istilah lawannya yaitu mayoritas. sebuah pendapat menyatakan, bahwa sebagai sebuah diksi, mayoritas-minoritas mengandung makna politik di mana yang satu merujuk pada kumpulan individu yang berjumlah banyak dan biasanya lebih supreme dalam banyak hal, sedangkan yang satu lagi merujuk pada kumpulan individu yang lebih sedikit, yang secara kuantitas tidak mungkin lebih supreme dari yang mayoritas. Sesungguhnya, atas populernya istilah ini, rasa-rasanya tidak perlu lagi memperpanjang bahasan tentang apa bagaimana definisi 'minoritas' ini.

Permasalahan-permasalahan tentang dualitas minoritas-mayoritas dalam konteks yang bermacam ragam, selalu saja muncul, tidak pernah habis dibahas, diwacanakan, dan didaur ulang sebagai sebuah issue. Hampir di seluruh aspek kehidupan terdapat kesan-kesan tingkatan, pengkastaan, pembedaan status sebagai cara identifikasi sosial yang semakin memperkuat alasan terjadinya pengkubu-kubuan minoritas dan mayoritas. Yang terlalu sering terjadi kemudian adalah munculnya apresiasi yang tidak berimbang dari khalayak terhadap kalangan minoritas. Karena konon katanya wacana mayoritas di sampaikan oleh kalangan mayoritas dengan media mayor dan alat dan gaya papar ala mayoritas yang tentusaja supreme. Begitu juga sebaliknya, sehingga kalangan minoritas hampir tidak punya kesempatan untuk menyampaikan atau tersampaikan wacana aspirasinya, dan akan selalu menjadi minoritas. Walaupun kecenderungan ini kemudian bertendensi negatif, namun menjadi menarik, karena akan selalu melibatkan setidaknya dua kutub besar yang terbandingkan, dan kemudian tumbukan-tumbukan energi yang ketika terekam, terolah lalu terpresentasikan dengan cara pandang objektif, berimbang dan kreatif akan menghasilkan ekstraksi yang berenergi positif. Dengan realitas-absurditas dan irisan-irisan tipis paradoksial pada konteks mayoritas-minoritas ini, lantas apa yang coba dicapai dalam pameran ini? bukan apa-apa kecuali menyampaikan rekaman fotografis atas issue-issue minoritas (yang tidak selalu dimaknai sebagai sebuah permasalahan yang 'berat' dan bertendensi negatif) dengan cara pandang yang objektif dan berimbang oleh fotografer-fotografer peserta pameran ini.

Unit Fotografi UGM, sebuah unit kegiatan mahasiswa yang biasa disebut dengan UFO mengambil tema 'minoritas' dalam pameran fotografi angkatan 2012. 17 fotografer anggota UFO angkatan 16-17 ini akan mempresentasikan karya-karya fotografi atas pemahaman, rekaman, olahan mereka tentang tema 'minoritas' ini.

Keputusan teman-teman fotografer peserta pameran melibatkan saya yang notabene bukan siapa-siapa dan tidak memiliki supremasi apapun dalam dunia fotografi, sebagai kurator pameran, mungkin juga sebagai salah satu teman-teman peserta pameran usaha untuk lebih memberikan nuansa minoritas pada pameran ini. Sebuah ajakan yang sesungguhnya mengagetkan bagi saya pribadi. Saya terima ajakan ini dalam rangka keinginan saya untuk ikut berproses dan belajar bersama teman-teman peserta pameran, dalam konteks yang lebih luas yaitu proses kreatif penciptaan karya seni. Alih-alih sebagai kurator pameran, fungsi saya disini kemudian lebih sebagai teman diskusi penciptaan karya pada pengayaan ide, konsep, potensi komunikasi, visualisasi karya, dan presentasi karya di ruang pameran. Selebihnya, yaitu ide-ide menarik dan segar dari setiap karya serta terwujudnya setiap karya dan keseluruhan pameran ini adalah hasil kerja keras dari setiap individu dan kolektivitas dari kelompok ini.

'Even if you are a minority of one, the truth is the truth' - Mahatma Gandhi

Karya-karya pada pameran ini berefleksi pada aspek-aspek realitas issue minoritas yang dekat dan hampir melekat pada kehidupan fotografer. Sangat beragam dan sangat menarik, beberapa diantaranya mengangkat tema issue komunitas dan musik minoritas, difable, gender, tema keagamaan, lingkungan hidup, budaya populer, mainan anak tradisional, isu sosial kependudukan, kesehatan, bahkan ada salah satu karya yang mengangkat tema minoritas dalam dunia fotografi dan beberapa tema lain. fotografer membahas masalah-masalah tersebut melalui eksplorasi karya berupa refleksi personal, krisis, rekaman lugas, kritik personal, satir, dan berbagai modus pendekatan lain yang diterapkan pada langkah demi langkah penciptaan karya sampai pada presentasi karya di ruang pameran. Pameran 'Minoritas' sekali lagi berusaha merekam, mengolah, kemudian mempresentasikan 'minoritas' yang ditemui oleh setiap individu fotografer dengan cara pandang yang berimbang dan objektif dalam karya yang bebas dan murni selayak seni, namun tetap komunikatif dan faktual selayak berita yang dapat di konsumsi dan dipercaya. Tidak untuk menjawab apapun itu permasalahannya, pameran ini adalah sebuah rekaman. Merekam minor.

Selamat berpameran,

20121113

Logo Project in 4 Bucket


Buku, literatur dan referensi  tentang logo, tren logo, sejarah logo, contoh kasus perancangan, tips-tips, dan hampir semua hal tentang logo sangatlah mudah didapatkan dan di-akses baik dalam bentuk fisik maupun data digital, yang kemudian memberikan ruang dan alat belajar dan berproses maha lengkap yang akan mempermudah siapa saja dalam mengerjakan sebuah project perancangan logo. Teman-teman mahasiswa Disain Komunikasi Visual tentusaja juga telah mendapatkan ilmu tentang perancangan logo dalam perkuliahannya. Atas hal ini, saya tidak akan terlalu banyak membahas tentang hal-hal yang sudah 'diselesaikan' oleh berbagai literatur tersebut, namun lebih ingin berbagi tentang membagi porsi partisi proses kerja perancangan logo untuk menghasilkan logo yang maksimal.

Pun sebenarnya, tentang proses perancangan logo juga tidak kurang-kurang dibahas di berbagai sumber literatur. Teman-teman juga telah mendapatkan banyak materi tentang sistematika perancangan komunikasi visual yang pada dasarnya adalah gambaran pola dan langkah-langkah yang harus dilalui untuk mendapatkan sebuah perancangan komunikasi visual, termasuk juga dalam konteks perancangan logo. Lalu mengapa saya merasa perlu untuk sedikit memberikan tambahan paparan tentang hal ini, karena pada kenyataannya, apa yang saya temui pada banyak project perancangan logo, kita tidak selalu mendapatkan keadaan yang variabel-variabel ideal yang menunjang proses perancangan. 

kurangnya brief dari klien adalah salah satu bentuk kondisi tidak ideal tersebut, kita mungkin akan menemui klien yang tidak punya brief sama sekali. pernah juga, saya menemui klien yang bahkan belum mempunyai nama untuk brand yang ingin dibuat logonya. apa yang kemudian terjadi ketika project berjalan tanpa 'bahan dasar' yang cukup, proses kerja tidak efektif, hasil akhirnya tidak akan maksimal, dan yang paling parah, bisa saja project perancangan logo ini tidak akan pernah selesai. Karakter klien yang bermacam-macam sangat mempengaruhi bagaimana sebuah project akan berjalan. 

Atas apa yang saya temui dalam praktek kerja perancangan logo tersebut, akhirnya perlu untuk memberikan perlakuan khusus yang akan berbeda terhadap project satu dengan yang lain. Setelah melalui trial and error pada project demi project, saya kemudian mempunyai formulasi khusus dalam pembagian partisi proses perancangan logo. Formulasi tersebut membagi proses perancangan logo bagi menjadi 4 (empat) bagian, yang masing-masing bagian porsinya tidak sama besar. Dalam materi ini saya berikan sebutan 'Logo Project in 4 Bucket', perancangan logo dengan empat partisi yang saya analogikan sebagai empat ember.  

1st Bucket - Project Brief
pada dasarnya Project Brief adalah draft dari project perancangan logo. Di situlah kita mendapatkan nama brand dan gambaran brand yang akan kita rancang logonya. Dari sini, masalah-masalah dalam proses perancangan mulai muncul, seperti yang sudah saya tulis di atas. Kurang lengkapnya brief juga berarti kurangnya batasan-batasan ruang proses perancangan, beresiko membuat proses perancangan menjadi tidak efektif, membuang banyak energi dan waktu. Pada kenyataannya, lebih banyak project dengan brief yang seadanya daripada project dengan brief yang lengkap, yang akhirnya saya menyimpulkan bahwa Project Brief terpartisi dalam ember yang berukuran kecil. Kita tidak bisa berharap mendapatkan banyak bahan baku perancangan dari sini.

2nd Bucket - Brainstorm & Research 
Menurut saya, kunci dari keberhasilan proses perancangan ada di ember kedua ini. Ember pertama yang hanya berukuran kecil dan seringkali tidak terisi penuh tersebut harus di-subsidi penuh dengan ember kedua ini agar kita mendapatkan bahan baku yang cukup atau bahkan melimpah. Untuk mendapatkanya, pertama kita melakukan brainstorming dengan klien seperti Interview, memberikan kuisoner, ngobrol, dan lain sebagainya yang juga berfungsi sebagai riset kita atas brand. Semakin banyak info dan data yang kita peroleh dalam proses ini, semakin mudah bagi kita untuk menjalankan proses berikutnya. Bagian ini akan memakan waktu cukup lama. Seberapa lamanya memang akan sesuai dengan karakter klien dan karakter project-nya. Tanyakan dan kumpulkan data apa saja tentang brand sampai ke detail-detailnya yang kemudian diolah menjadi beberapa output yang nantinya akan kita konsultasikan kembali kepada klien. 

Output-nya bisa berupa konsep tertulis, Keyword Chart, Mood Board dan Sketching. Output-output ini yang akan kembali kita sampaikan kepada klien, sebagai bahan brainstorm lanjutan, sampai benar-benar didapat sebuah konsep awal yang bisa dibilang fixed. Hal inilah yang akan mamakan proses dan waktu yang lebih panjang daripada bagian partisi lain dalam formulasi proses perancangan ini.  Pada intinya, kita hanya bisa memulai ke bagian selanjutnya setelah tidak ada bagian yang masih harus 'ditebak' dari brand dan keinginan klien atas logo brand-nya. Pada bagian ini kita harus mampu memberikan pendapat, arahan dan asistensi kepada klien tentang logo yang baik, sehingga pada bagian akhir dari langkah partisi kedua ini, kita sebagai designer dan klien berada dalam mindset yang sinkron terhadap logo yang akan dihasilkan nanti. 
Brainstorm & research harus diberikan porsi yang berlebih, partisi proses kerja yang paling luas, ember yang paling besar.

3rd Bucket - Graphic Design
Ketika ember pertama dan kedua sudah memberikan bahan yang melimpah, graphic designer dan klien sudah berada dalam mindset yang sinkron lewat bantuan konsep tertulis, keyword chart, mood board, sketching dan atau media brainstorm lain sehingga didapat advanced visual brief yang fixed, maka pekerjaan disain grafis pada bagian ini adalah bagian yang mudah saja. Disempurnakan dengan tahap approval desain oleh klien yang tidak akan terlalu bertele-tele jika dibandingkan dengan bila kita melewatkan atau tidak serius mengerjakan 2nd Bucket. Dan voila! logo tercipta. secara ukuran dan porsi kerja, ember ketiga ini jauh lebih kecil dari ember kedua. 

4th Bucket - Maintenance 
Melakukan controlling pemakaian logo yang terus menerus kepada klien, memeriksa dan memastikan logo yang sudah dibuat, dipakai dengan benar dan sesuai pedoman yang tercantum pada manual guide yang sebelumnya telah kita buat sebagai kelengkapan presentasi logo project. Bagian ini menjadi sangat krusial, mengingat ketepatan dan konsitensi pengaplikasian logo adalah salah satu poin penting dari keberhasilan sebuah logo project. 

Demikian gambaran  proses kerja yang saya buat dan selalu saya terapkan dalam project-project perancangan logo. Semoga berguna, terimakasih.

20121023

Orang Bone Kecil

bocah ini bernama Maha, beberapa hari lalu, setelah hampir dua tahun hanya mendengar cerita tentang anak ini dari bapak maha pak Bobhy dan oomnya maha oom Aswing, saya akhirnya berkesempatan bertemu dengan Maha. Maha, dan Ibunya juga, sedang berkunjung ke Yogyakarta untuk wisuda pasca sarjana si bapak yang lalu menyempatkan mampir di LIBSTUD. Maha, si orang Bone ini sekarang sudah 3 tahun. tulisan di bawah gambar ini adalah tulisan saya untuk ulang tahunnya yang pertama, terangkum dalam sebuah buku 'maha tanpa huruf kapital' terbitan Kedai Buku Jenny - Makassar.


Anak maha

Anak maha, kau lahir kira-kira di masa di mana di sana hal-hal yang akan saya tuliskan terjadi. Tidak berarti apa-apa, hanya saja aku yakin, saat kau besar nanti, kau akan hidup di dunia yang sudah pasti berbeda dengan apa yang aku hidupi saat ini, dunia yang sejatinya gelap walau matahariku dan mataharimu adalah matahari yang sama terangnya, dunia yang terasa tidak lagi romantis walau bulanku dan bulanmu adalah bulan yang sama syahdunya, dan dunia yang sebegitu anehnya, walau alam semestaku dan alam semestamu adalah alam semesta yang sama. Hal demi hal ini ku alami, ku hidupi, ku menjadi bagiannya, tapi sesekali aku tertawai.

di masa kau terlahir, orang-orang seakan berlari terburu-buru ke arah yang sama, tapi bertabrak-tabrakan, saling menginjak dan tidak menghiraukan. Arah yang di lambing mata angin tidak tertera. Arah yang di warisan-warisan kebajikan tidak tertera. Arah yang ternyata tidak ada yang tau itu dimana. Maka di masa kau terlahir, adalah masa maha chaos.

di masa kau terlahir, orang-orang mempercayai Tuhan pencipta alam semesta sebagai mitos. Yang membuat orang-orang menghentikan mesin2nya, turun dari pelananya, tertegun, tersenyum dan bahkan menangis saat ceritannya di dongengkan. Lalu saat dongengnya usai, mereka mulai lapar, lalu mereka menyalakan mesin-mesin itu lagi meloncat lagi ke pelananya, lalu berputar gila dan menggerus rakus lagi. maka di masa kau terlahir, adalah masa maha tak tau malu

di masa kau terlahir, orang-orang tidak bertegur sapa seperti manusia. Setiap orang mempunyai wakil berupa angka atau kode yang dengannya setiap orang bisa menjadi siapa saja yang bukan dirinya, dan bertemu dengan siapa saja yang sebenarnya tidak ada. Wakil bertemu wakil, kode bertemu kode. Daging bertemu daging tidak lagi penting, hati bertemu hati tidak lagi sejati. Maka di masa kau terlahir, adalah masa maha palsu

di masa kau terlahir, orang-orang berlomba menuju masa depan yang cerah. Perlombaan ini sampai pada puncak prosesinya. Setiap orang seakan berhak menggengam dunia yang sangat luas tak berbatas ini dengan telapak tangan dan ujung-ujung jarinya. Sebegitu hebatnya sampai membuat orang-orang kegirangan dan heran, lupa berkedip, lupa menoleh, lalu tidak sadar bahwa mereka hanya melihat satu titik kecil dan melupakan sisa luasnya semesta. Maka di masa kau terlahir, adalah masa maha sempit.

di masa kau terlahir, orang-orang hidup di bawah matahari yang bersinar sempurna, sesempurna mataharimu sekarang, menerangi setiap jimpit ruang yang kita jejaki. Tapi tetap saja orang-orang menyampar dan menendang apa-apa yang mereka temui. Sepertinya sengaja sekali orang-orang ini memejamkan mata dan tidak mau terkaruniai dengan melihat lalu menghargai. Maka di masa kau terlahir, adalah masa maha gelap.

di masa kau terlahir, orang-orang dengan hidup sempurna tercontoh rapi di kotak dengan ukuran diagonal dalam inci, bercahaya dan bersuara. Menangkap dan menyiarkan pesan-pesan yang beragam rupa dan cara, yang pada akhirnya tersimpulkan: beli, beli, beli dan beli. Jika tidak mampu mengikutinya, maka terlemparlah kita di intipnya kasta, yang berarti hina. Maka di masa kau terlahir, adalah masa maha beli.

di masa kau terlahir, orang-orang bersepakat bahwa ajaran terpopuler adalah membenci. Ajaran ternorak adalah mencintai. Batu, parang dan peluru adalah jajanan laris manis. Cium dan peluk adalah jualan yang tidak pernah laku lagi. semakin kau membenci, semakin kau diakui. Semakin kau mencintai, semakin kau dijauhi. di masa kau terlahir, adalah masa maha benci.

di masa kau terlahir, orang-orang tersediakan jalan dan jembatan dibangun panjang bercabang-cabang, halus dan kokoh. Siap menghantarkan setiap orang kemana saja. Tapi ada satu jalan yang sangat diminati, berjubellah orang-orang disitu. Adalah jalan pintas. Karena setapak demi setapak adalah buang waktu bukan lagi proses, karena belokan dan tanjakan adalah kebingungan yang memutusasakan bukan lagi tantangan, bagi orang-orang yang tidak mampu berfikir panjang. Maka di masa kau terlahir, adalah masa maha pendek.

di masa kau terlahir, orang-orang berparas murung, tapi berucap ‘aku gembira’. di masa kau terlahir, menjadi bahagia sebegitu rumitnya..

di masa kau terlahir, aku tertawa-tawa atas apa yang aku lihat. Aku berjalan berlawanan arah, menantang arah orang-orang ini. Di persimpangan besar nan ramai yang selalu aku temui setiap beberapa meter langkah kaki ini, aku bersenggolan dengan orang-orang ini, kadang berjabat tangan, bahkan berpelukan dengan meraka. Sesekali melihat orang lain yang adalah ternyata adalah aku sendiri, berada di kerumunan itu.

Anak maha, jangan lepaskan gandeng tangan bapak maha dan ibu maha, pilihlah jalanan yang sepi seperti apa yang bapak dan ibu maha juga pernah pilihkan untuk beliau berdua sendiri. Sepi membuatmu punya ruang dan waktu yang lebih untuk dirimu sendiri lalu menjadi. Menjadi tidak seperti orang-orang di kerumunan tadi. Tidak juga sepertiku.

Selamat ulang tahun anak maha.. semoga menjadi..

Jogja, Desember 2011

Oom farid

20120515

Local papers on Jogja Agro Pop


Tribun Jogja, local paper make a short review on Jogja Agro Pop, and on my work at the exhibition (previewed on my previous posting at this blog). published  Sunday May 13th 2012. Thankyou Tribun Jogja. 

20120514

Barokah Sup Tomat


used kaleng kerupuk (zinc plate), MDF wood panel, acrylic - 90x120 cm - 2012. Exhibited at Jogja Agro Pop group exhibition April 10-19, 2012 at Jogja National Museum Yogyakarta, in conjunction to book release 'Jogja Agro Pop' by Nano Warsono.