20110728

cover art SAVIOR - O YEAH



awal tahun 2010, beberapa teman baik yang tergabung di sebuah band bernama SAVIOR berencana untuk merilis album perdana mereka.dari apa yang mereka tulis dalam biografi di salah satu media jejaring sosial sedikit menjelaskan bahwa mereka adalah band asal Yogyakarta yang memainkan musik rock garage, lahir pada november 2006. Untuk cari tau segala sesuatu tentang band ini, silahkan berkunjung, facebook, twitter, atau akun jejaring sosial lain mereka. tapi itu tidak cukup, datanglah ke panggung mereka, dan simpulkan sendiri. saya, menyukai mereka. saya dan mereka, semacam menyembah berhala-berhala rock yang hampi sama.

pertemanan baik dalam band maupun secara pribadi saya dengan verdi (drums), bintang (guitar), dimas (guitar), andy (bass) dan deny (voc)  membawa kami bergabung untuk mengerjakan olah visual rilisan band ini. beberapa kali melakukan brainstorm, mengolah bahan-bahan dari apa yang saya rekam dari masing-masing kepala SAVIOR, mendengarkan materi lagu dalam album mereka, dan melihat potensi visual yang ada pada band ini, membawa kami ke sebuah kesimpulan perencanaan konsep yang akan di ekseskusi dengan teknik fotografis. judul albumnya O YEAH, lalu kami membuat huruf-huruf penyusun nama album tersebut dengan material plastik putih, 3 dimensi, dengan lampu di dalamnya yang jadi properti utama dalam sesi foto. beberapa malam, di LIBSTUD, semua personil SAVIOR, dengan tangan mereka sendiri memotong, merangkai dan membuat huruf-huruf ini sendiri.

sesi foto di lakukan di ruang parkir kampus STIE YKPN (kampus tempat anak-anak ini kuliah dan bertemu sebelum akhirnya membentuk band in), lantai beton luas, pilar-pilar beton dan gelap!, sempurna untuk membuat foto bareng mereka berlima. yea, foto band, berpose adu ganteng, kaki di buka sedikit biar gagah. tidak susah menurut saya, karena mereka berlima memang ganteng dan gagah, dan bertalenta tentusaja :). hasil fotonya akan dipakai di halaman muka sampul CD album. sesi foto ini di bantu oleh fotografer sekaligus karib saya, moks timofeevic (ini halaman deviantart moks) dan beberapa teman lain. sesi foto dilanjutkan di kamar masing-masing personil SAVIOR sebagai stok untuk halaman dalam album. dengan konsep, memotret mereka di ruang pribadi masing-masing. di rumah, di kamar kos, di studio, masih dengan membawa huruf-huruf menyala. inilah mereka sesungguhnya secara personal, dan inilah mereka ketika bergabung dalam sebuah band, dan di sebuah album bernama O YEAH.

20110721

interviewed by KVLT magazine #02


hi bro farid apa kabar?sibuk apa bro?
kabar baik alhamdulillah, selalu bahagia dengan segala sesuatunya. kesibukan biasa saya, tidak terlalu banyak hal baru. setiap hari bekerja di studio sendiri, Liberated Studio, membagi jatah waktu kerja antara beberapa project graphic design dengan project fine art. kemudian juga sedang menyiapkan 2 produk fashion line kecil-kecilan, salah satunya adalah personal merchandise saya bernama liberate. bersama beberapa teman juga sedang memulai usaha F&B berupa juice bar bernama JUICIDE di bandung. sisanya, jadi badut di band saya, FESTIVALIST.

banyak temen KVLT yg blom kenal bro farid secara dekat,bisa ceritakan dikit ttg bro farid ?
sudah sepantasnyalah kalau kebanyakan anda tidak mengenal saya :D. saya Farid Stevy Asta, terlahir dari keluarga  sederhana di Wonosari, Gunungkidul Yogyakarta 29 tahun lalu. kuliah sampai lulus di Institut Seni Indonesia Yogyakarta di jurusan Disain Komunikasi Visual, sekarang tinggal di yogyakarta.itu saja. oiya, saya laki-laki, tidak macho, tapi cukup tulen.

apa pengaruh Andy Warhol, Jean Michel-Basquiat, dan Shepard Fairey dalam kegiatan seni anda?
menurut saya, ketiganya jenius di senirupa, dan ketiganya adalah beberapa dari banyak visual artist yang sangat saya sukai. masing-masing saya sukai dengan cara dan alasan yang berbeda. teman-teman pasti lebih tau daripada saya siapa beliau-beliau ini. saya tidak mengambil atau mengimitasi mereka, tapi saya memang 'mencuri' beberapa dari mereka, dan banyak juga dari artist lainnya. bad artist copy, good artist steal, well i dont want to be them, but i want to be good :).

bisa disebut apa gaya seni visual anda?
saya, sebagai seniman visual, adalah campuran kacau dari bahan-bahan ini: graphic design, street art, popart, ditambah setumpuk gaya-gaya visual lain yang saya arsipkan secara tidak sadar di kepala, kemudian bisa tumpah dengan formula yang berbeda-beda di setiap karya. dan saya tidak berhenti di satu ruang nyaman gaya visual, saya bergerak terus. saya suka hal baru, saya suka banyak hal kuno juga yang tiba-tiba jadi baru karena diabaikan kebanyakan. lalu apa namanya? kalau saya menyebut suatu istilah untuk menyimpulkannya, saya pikir saya akan sempit terhadap apa yang saya alami sendiri. apalah itu, tapi dari banyak sisi, termasuk di konteks ini, saya adalah post-modernis sejati, tapi amatiran, nah, kenapa jadi berbelit-belit begini ya? atau barangkali teman2 ada yang mau meminjamkan blender? masukkan saja semua bahan mentah tadi, tekan tombolnya dikecepatan sedang, tidak usah diberi pemanis, setelah cukup halus kita cicipi bersama apa rasanya. itu mungkin nama gaya visual saya. ah, masih saja ribet. saya ga tau ah. dan ga terlalu penting juga buat saya.

moment yang menurut anda paling pas saat melakukan kegiatan seni?
saat sedang sangat sangat bahagia atau sebaliknya, sedang sangat sangat resah dan galau :D. kalau pas nanggung2 yang akan terjadi pada saya bukan berkegiatan seni, paling juga twitteran.

seberapa besar pengaruh musik dalam kegiatan seni anda?
pengaruh musik dalam kegiatan seni rupa saya maksudnya? tidak terlalu berpengaruh jika saya bilang saya tidak harus di temani musik ketika menggambar, saya tidak terlalu menggantungkan mood pada musik. namun musik jadi juga sangat berpengaruh karena ternyata hampir setiap saat saya bermusik, dan apa-apa yang saya beritakan lewat musik saya sangat sering keluar kembali di karya visual saya. musik dan senirupa di apa yang saya lakukan selama ini seperti sebuah perempatan yang sangat sibuk, lalu lalang saling bersimpangan. yang lebih sering terjadi sekarang adalah, senirupa mempengaruhi musik saya. 

musik jenis apa yng anda dengarkan saat melakukan kegiatan seni?
musik apasaja dari pemusik siapa saja. yang bisa membuat saya sangat sangat bahagia atau sangat sangat sedih. rentang yang sangat luas di antara hoppipolla-nya sigur ros sampai ace of spades-nya motorhead. ya, hanya perumpamaan saja.

oia balik ke jenny ya :) apakabar jenny hari ini?line up terkini? saya sering membaca di social media ttg FESTIVALIST apa itu?dan hubnya dengan JENNY?
kabar baik, jenny ini dulu anak gadis kecil saya dengan 3 bangsat karib saya yang lain, sekarang jenny lagi di masa pubernya, nakal-nakalnya, sampai-sampai 2 dari kami kecapekan dan memutuskan untuk istirahat mengasuhnya. tinggal saya dan Roby Setiawan, founder jenny yang masih ada di band ini. di tambah dengan 2 anggota keluarga baru. ditinggal dua personil utama adalah kehilangan yang sangat besar, namun juga jadi potensi energi yang tidak kalah hebat. kemudian kami putuskan untuk mengistirahatkan juga nama 'JENNY' sebagai penghormatan kami kepada dua personil yang lebih dahulu mundur. biarlah nama 'jenny' seperti mati saja daripada nanti memudar dan hilang jika ternyata saya dan Roby kurang bisa mengurusnya. nama baru yang kami gunakan adalah FESTIVALIST. nama ini kami dapat sekitar dua tahun lalu, saat itu saya dan robi di pertemukan oleh seorang kurator senirupa, dan ditantang untuk membuat karya bersama, kali ini bukand alam urusan tulis menulis lagu, tapi berseni rupa. tersebutlah nama ini untuk menyebut duo dadakan ini. waktu itu karya kami dipamerkan di pembukaan sebuah galeri di Jakarta. atas sejarah nama tersebut, sejarah panjang band ini, kemudian beberapa kejadian mutakhir yang dialami band ini, ditambah dengan energi yang tidak hilang bahkan semakin membesar, 8 tahun setelah kami bentuk band ini, saya dan Roby memutuskan untuk memakai nama itu mulai dari sekarang. FESTIVALIST, almost rock barely art, benbenan sampai Tuhan tidak berkenan :).

jargon ALMOST ROCK BARELY ART buat FESTIVALIST sendiri itu apa?
jenny itu kebentuknya di kampus senirupa. seperti yang tadi sudah saya bilang, musik (band ini) dan senirupa adalah semacam persimpangan yang sibuk sekali, tidak hanya bagi saya, namun juga bagi personil lain, dan bagi band ini secara utuh. antara kami sengajakan dan memang terbawa dengan sendirinya, apa-apa saja yang kami dapat di kampus seni tersebut tumpah luap di band ini. itu mengapa kami seret si 'ART' di band ini. dan kebetulan musik yang kami mainkan adalah semacam musik ROCK, namun entah dimana letak persisnya rock yang mana. lalu kenapa ALMOST dan BARELY, ini tentang kadar kemampuan kami. band ini harus cukup mawas diri supaya tidak terjebak pada pengkultusan diri sendiri pada hal-hal yang pasti sudah ada yang memuncaki. ALMOST dan BARELY disini bisa juga di samakan dengan softporn, bukan XXX. jadi band ini adalah band yang hampir seperti Art Rock band. Hampir. itu benar-benar kami usahakan dalam segala hal di band ini. karya lagu, artworks, propaganda, stage act, kostum, hampir semuanya. kecuali di manajemen, soalnya manajer band ini anak teknik sipil,dan belum lulus, jadi prinsip manajemen band ini mungkin make kaidah-kaidah beton bertulang atau pondasi cakar ayam.

seberapa penting seni visual bagi FESTIVALIST?
sepenting gary untuk spongebob. kalo ga ada olah visual, FESTIVALIST jadi ga lucu :D. apalagi nama FESTIVALIST sendiri pada awalnya adalah prototipe dari jenny X senirupa. persilangan ini jadi hal yang sangat penting selalu ada di FESTIVALIST sekarang. harga mati.

banyak yang sering bertanya, seberapa besar the Strokes dan the Libertines mempengaruhi musikalitas Jenny?
memang, banyak sekali yang menanyakan. bahkan beberapa sampai menyatakan. sejauh yang saya bisa ingat, adanya tekstur dan rasa libertines dan strokes di band ini adalah dosa saya. saya yang membawa band band era baru ini masuk ke dalam lagu-lagu jenny. jika di lawankan dengan 3 orang lain di band ini yang notabene adalah metalheads di masalalunya, cukup heran juga kenapa banyak orang yang menyimpulkan bahwa band ini sangat terpengaruh dengan referensi tersebut. lebih-lebih lagi, selama 8 tahun, permintaan saya untuk mengcover the strokes hanya di kabulkan sekali (the way it is) dan sekali untuk libertines (time for heroes), dan hanya itu saja. lagu-lagu dari The Ramones malah yang sangat sering kami sisipkan di setlist kami.
apa yang terjadi di dalam band ini hanya kami yang tahu, bahkan ketika ada yang menyebut salah satu lagu kami plagiat dari lagu milik the strokes, kami tidak perlu menyangkalnya, selama kami yakin bahwa band ini tidak pernah menggunakan pola-pola penciptaan karya dengan nama plagiarism. kami punya 1 track berjudul 'manifesto postmodernism' dari album manifesto untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini. tapi saya punya nadar, kalo pete sama carl baikan lagi, trus libertines reunite, saya akan memaksa FESTIVALIST maen cover lagu mereka lagi! atau saya keluar dari band ini!!! :))

manifesto dan album baru..apa yg beda dan prosesnya..?
manifesto adalah album dokumentasi. perlu 6 tahun lebih untuk membuat album itu. adalah album tanpa konsep. selama itu kami hanya membuat dan membuat dan membuat materi tanpa konsentrasi pada konsep. ini kemudian yang jadi inti dari 'manifesto', pencarian identitas band ini, dari banyak sisi. lagipula, menurut kami, jika ada band yang punya album pertama dan bilang album itu punya konsep blablabla dan blabla, ahh.. f**k that!, bullshit. album selanjutnya adalah album pertama FESTIVALIST, dan ini juga tidak akan pernah bisa kami rumuskan dalam sebuah rencana besar konsep atau apapun itu namanya. kemudian apa yang akan beda? energinya, entah akan lebih meluap karena semangat dan darah baru di band ini, atau akan melunak karena saya dan roby sudah 8 tahun lebih tua sejak lagu pertama di manifesto di buat. kami tidak berharap banyak, dan tidak berharap anda berharap banyak atas album ini selanjutnya. well see.

yg ditawarkan dari album baru ini?
ALMOST ROCK BARELY ART

banyak kalangan/media yang sering mengangkat istilah "band daerah", apakah Jenny cukup terbebani dengan hal itu?
tidak, sama sekali tidak, kami tidak di pola-pola tersebut. apapun nama yang di berikan, band daerah, band indie, band cutting edge, atau apapun itu, dengan amat sangat sadar kami tidak ingin disitu. band ini hanya ingin menjadi festivalist pada harafiahnya. berkarya dan mempresentasikan kepada lebih banyak, bersenang-senang, lalu sudah. tentusaja menuju cita-cita besar yang kami juga punya.

apa tanggapan FESTIVALIST tentang free download?
kami menghalalkan free download. 2 single terakhir kami rilis di social media, gratis untuk di unduh. kami pikir tidak ada ruginya bagi kami untuk menggratiskan karya kami, malah yang didapat, karya tersebar cepat dan kemungkinan jangkauan penyebarannya meluas sampai kepada audience baik yang di dalam target maupun yang diluar segmen. tepat untuk band seperti kami yang melakukan distribusi karya sendiri. sementara kami masih bisa menjual merchandise, special packed CD, artworks dan cari uang dari panggung ke panggung sebagai sumber pendapatan band.   

5 band lokal yang bro Farid rekomendasikan?
monkey to millionaire, sangkakala (YK), WSATCC, frau (YK), band apapun yang ada jimi multhazam-nya

5 band yang sering bro Farid dengarkan beberapa hari ini?
yeah yeah yeahs, velvet underground, oasis, social distortion, sigur ros

thx bro Farid, any last word?
Bahagia itu Sederhana - terimakasih KVLT

di muat di KVLT magazine #02, foto oleh: moks timofeevic, di ambil di toilet TWICE BAR, bali, setelah FSTVLST maen disana beberapa bulan lalu.

20110719

on my way to VELVET UNDERGROUND

Hampir selama 4 bulan terakhir, hanya ada dua album yang selalu terputar ulang dalam rotasi yang cukup kencang di media player saya yaitu American IV–Johnny cash dan loaded–The velvet Underground. Satu sore diantara 4 bulan itu, di lounge cotton crew store, oleh evenue magz saya di beri kesempatan untuk menulis artikel ini. Buru-buru saya menyebut The velvet Underground untuk coba saya tulis, walaupun sebenarnya saya tidak terlalu tahu. Alasan saya memberanikan diri, karena saya juga ingin tahu, ada apa antara saya dengan loaded dan para pembuatnya. Mulailah kemudian saya mengingat-ingat simpul-simpul yang mempertemukan saya dengan mereka. Tulisan ini sepertinya akan terasa subjektif, personal, dan lebih seperti  rekaman inderawi saya atas The Velvet Underground, bukan artikel yang memapar  jelas apa siapa mereka. Toh sudah tidak kurang dibahas bagaimana brilliannya band ini oleh kritikus music. Google dan Wikipedia sudah pasti menyajikannya sempurna.

Adalah Andy Warhol, nabi besar pop art, salah satu artist yang punya campur tangan besar dalam senirupa saya. Kemudian the strokes, garage revivalist asal New York yang waktu itu membuat saya berfikir bahwa mungkin saya bisa membentuk sebuah band.  Andy Warhol dan The Strokes-lah yang kemudian menyeret saya masuk ke kerumunan cerita-cerita mereka sampai akhirnya bisa berjabat tangan dengan The Velvet Underground.  

Gambar buah pisang, berwarna kuning dan hitam, di buat dengan teknik cetak saring (sablon), tertata diagonal dalam ruang kotak putih, adalah karya Andy Warhol pertama yang saya temui, adalah cover art untuk album The Velvet Underground & Nico. Terekamlah nama The Velvet Underground di benak saya untuk pertama kalinya. Lalu, waktu itu, sembari mendengarkan lastnite, is this it atau barely legalnya the strokes, di salah satu wawancaranya, Julian Cassablancas (voc. The strokes) mengatakan bahwa lou reed-lah (song writer, guitarist, voc The Velvet Underground ) salah satu alasan dia membentuk the strokes. Reaksi berantainya makin menjadi-jadi di benak saya, pertanyaan lugasnya: siapa lou reed? siapa The Velvet Underground?
 
Oke, sekarang ikuti saya. Pastikan koneksi internetmu berfungsi, dobel klik di browser, Ketik Wikipedia, tekan enter, lalu ketik ‘The Velvet Underground’ di kotak pencari. Biografi dan diskografi Tersedia sempurna semua di situ, bahkan majalah musik tersohor asal britania raya NME pun merujuk ke tulisan Wikipedia ini untuk menyampaikan biografi The Velvet Underground. Saya coba terjemahkan sedikit dengan bantuan kamus colongan dari perpustakaan SMA saya dulu.  The Velvet Underground, sebuah band rock Amerika yang terbentuk di New York City tahun 1965, dan aktif sampai 1973.  Personilnya Lou Reed (song writer, guitarist, voc), John Cale (viola), Sterling Morrison (guitarist), Maureen Tucker (drummer), Nico (voc), Doug Yule (bassist). Dan bla bla bla terusannya, silahkan anda gali sendiri.

Terlepas dari paparan biografi, review, atau pendapat kritikus musik yang sudah pernah di tulis, The Velvet Underground menjadi sangat eksotis dan penting bagi saya atas karya-karya mereka yang hampir selalu bisa berdiri di suatu tempat dalam teritori musik yang baru, cenderung aneh dan mengejutkan, dan sekali-kali menggoda saya untuk berani menyebutnya sebagai karya yang revolusioner.  Walaupun terminologi ‘baru’ dan ‘revolusioner’ sebenarnya bermakna nihil menurut cara pandang saya. Namun, baik secara sadar dalam berproses maupun dengan keberuntungan dan kebetulan-kebetulannya, The velvet Underground akhirnya bisa menjejakkan mesin eksplorasi mereka ke suatu dataran baru yang belum pernah di singgahi oleh orang lain. The Velvet Underground mencoba mendefinisikan kembali batas-batas luar music rock, sekali lagi, menghasilkan sesuatu yang belum pernah di coba oleh orang lain. Bahkan di kurun waktu itu (pertengahan sampai akhir60-an), masa resesi dunia (kurang lebih di karenakan perang amerika vietnam) yang kemudian memicu terjadinya pergerakan budaya besar-besaran untuk melawan perang (hippie, flower generation), di ikuti dengan dengan kemunculan band, musisi dan perhelatan  penting perumus sejarah musik dunia dalam kadar yang sangat eksplosif. Sebut saja the beatles, the who, the doors, jimi Hendrix, pink Floyd, the stooges, the grateful dead, the rolling stones, bob Dylan, David Bowie, Woodstock festival, dan sekarung penuh penanda-penanda lain. The Velvet Underground diam-diam menyeruak kuat dari bawah tanah New York, dengan kawalan penuh dari Andy Warhol, menyuarakan berita-berita tentang drugs, kaum transgender, kaum gay. Sesuatu yang belum pernah di perdengarkan oleh music rock sebelumnya, juga sesuatu yang atas ukuran adab, norma dan budaya waktu itu diangap menyimpang, namun sebenarnya sangat ada dan sangat nyata terjadi. Yang menarik kemudian, ketika pergerakan dan perlawanan yang di lakukan oleh para hippies dengan bahasa psikadeliknya kemudian menjadi semacam ‘populer’ dan seakan menjadi arus utama pergerakan budaya, The Velvet Underground melakukan perlawanan yang serupa, namun dengan bahasa yang berbeda, dengan cara yang lebih mutakhir, dengan gerak yang lebih edgy. Menjadi cukup satir jika kemudian saya berpendapat bahwa sekarang kita berada di lingkungan budaya yang di penuhi oleh ‘para ingin menjadi seperti’ dan ‘para brilian dengan citra curian’, yang cukup puas dengan pencapaian-pencapaian stagnan, dan tidak sekalipun resah terhadap perubahan.

Intensitas yang dalam mencari karakter dan perwajahan The Velvet Underground dengan berbagai cara berkarya yang di kerjakan dengan eksperimen-eksperimen yang keluar dari kotak kebiasaan. Percobaan-percobaan teknis dengan alat musik mereka lakukan sejak album debut sampai karya-karya terakhirnya. mencampur aduk bahan mentah bunyi-bunyian itu dengan cara yang tidak jamak namun selalu dalam takaran yang tepat untuk mencari identitas bunyi The Velvet Underground yang distinctive dan istimewa. John Cale menyebutnya dengan memainkan ‘3 chord rock’ yang tersohor itu dengan cara ‘1 chord rock’, kemudian di timpali dengan efek ‘drone’ atau dengung yang di dapat baik dari rythim guitar riff lou reed atau permainan viola-Nya yang sangat terbaca di dua album pertama mereka.  Abum debut ‘The Velvet Underground & Nico’ (1967), karakter musiknya semakin kuat dengan vokal yang rata, pucat dan suram dari nico reed, dalam tabuhan drum sederhana dan ajek, di ulang ulang. Konon album ini di rekam dalam waktu dua hari saja. Lalu album ‘White Light / White Heat’ (1968) The Velvet Underground berusaha menjejalkan lebih banyak oktan energi dan di keluarkan dengan suara gitar yang mentah. Tidak berhenti, masih banyak ramuan ajaib di album-album mereka berikutnya. Rolling Stone menasbihkan debut The Velvet Underground & Nico sebagai salah satu album rock terbesar dan sepanjang masa. Beberapa track penting dari album ini, ‘I'll Be Your Mirror’ sebuah lagu aneh tentang yang dinyayikan oleh nico (penyanyi wanita asal jerman) dengan sangat menyihir, lagu ini aneh dan eksentrik. ‘Heroin’, track yang secara bangunan suara lebih ‘normal’ di banding track lain di album ini, namun sekali lagi menjadi  ‘tidak normal’ karena tema tulisan lou reed. Lou reed menulis dengan sangat absurd dan bebas, ini tak lepas dari peran Andy Warhol. Lou reed sendiri bilang bahwa tanpa andy Warhol, velvet underground mungkin tidak akan terdengar seperti itu. Sebagai figur sentral dari pergerakan seni avant garde waktu itu, Andy Warhol punya posisi tawar  super kuat atas label rekaman, produser, atau bahkan siapapun untuk tetap menjaga The Velvet underground tetap seperti bagaimana seharusnya mereka. Andy-lah yang mendapatkan kontrak rekaman debut album The velvet Underground, dan Dia memastikan The Velvet Underground membuat lagu, menulis, merekam, dan membuat debut ini, persis seperti apa yang The Velvet Underground inginkan, tanpa campur tangan dari pihak manapun. Jangan lewatkan juga track-track seperti Sunday Morning, I waiting for my man, Rock n roll, cool it down. 

The Velvet Underground, atas mentahnya mereka, dan atas keberanian mereka menjelajahi batas-batas luar dalam berkarya, memberikan cetak biru pola berkarya yang sudah seharusnya di lakukan oleh seniman,  musisi, band, atau siapapun kita dan apa yang kita lakukan. Menjadi murni dan bebas. Saya rasa hal inilah yang membuat saya kasmaran dengan The Velvet Underground. Menjadi murni dan bebas.

Tulisan ini dimuat juga di EVENUE MAGZ #02 


20110718

JUICIDE - juice bar - sultan agung no 5 bdg


Dua karib, Fandi dan Beben yang sehari-harinya saling tantang dengan gulungan kain, benang, gunting, mesin jahit, pola baju dan segala sesuatunya di rumah produksi garmen di salah satu ujung jalan tikus pedalaman antapani bandung. Satu anak langit yang terkaruniai kebisaan olah rasa yang sudah mengabdikan sepuluh tahun terakhirnya untuk membangun beberapa kastil pasir di jogja dan kalimantan. Kemudian satu bangsat pekerja seni rendahan berumah di jogja. Empat kepala dan sejarah panjangnya dengan alcohol dan dosa masing-masing, menyumbang keinginan untuk membuat suatu usaha beverages berupa juice bar.

Adalah JUICIDE sebutannya. Dengan batubata dan kayu, berkolaborasi dengan kang Asep (seniman batu dan kayu) kami membangun sebuah bar kecil di salah satu ruang parkir di pinggir jalan Sultan Agung No.5 Bandung dan menghiasnya dengan beberapa panel artworks farid stevy asta - liberated studio YK, yang juga mengerjakan seluruh visual identity design JUICIDE.

Duduk di kursi bar, menyaksikan Chef dan Juice Maker Gogon meracik teliti buah - sayuran - susu - gula - es dan yoghurt untuk membuat juice yang sangat segar sekaligus nikmat, mendengarkan lagu-lagu yang hampir seperti rock dan hampir seperti seni, untuk mengawali - mengisi - dan mengakhiri hari, adalah apa yang ditawarkan oleh JUICIDE. Basic juice ( fruit + rock + sugar ), mixed fruit ( fruit + fruit + rock + sugar ) dan smoothies ( fruit + fruit + rock + sugar + milk/yoghurt ) adalah macam sajian JUICIDE yang di turunkan dari kurang lebih 15 jenis buah segar (Banana, Grape, Orange, Kiwi, Melon, Watermelon, Strawberry, Apple, Manggo, Carrot, Pear, Avocado, Papaya, Pineapple, Dragon Fruit) dan sayuran terpilih yang di padu padankan rasanya menjadi sekitar 30an nama menu.

Warhol adalah basic banana juice, Religions adalah basic avocado juice, kemudian Real Lover, 100% Goodness, Alright, Campbell, a Brighter Future, Low Art, Bloody Thirsty, Believe, Moon River dan Fake Friends adalah basic juice yang lain. Fuck Forever adalah mixed Grape, Kiwi, Orange, Strawberry juice. Mixed fruit yang lain bernama New York – London, White Riot, Neon Dare, Happy Monday, Spanish Bomb, Kill Kill, 15 Minutes Fame, L.I.E.  dan So Dead. Dan kemudian ada smoothies banana, milk dan yoghurt bernama Blonde Banana Blonde. Smoothies lainnya: Working Class, Basquiat Is Dead, Miserable Heaven, Liberated Studio, Mars Family, Bang Bang Youre Dead, Envy, Nothing Last Forever, dan Live Once. Mencicipi setiap dari menu tadi adalah hal yang harus anda lakukan sebelum anda mati, bukan apa-apa, tapi setidaknya anda menghadap Tuhan dengan badan sehat dan segar :)

JUICIDE juice bar – deadly refreshers, Jl. Sultan Agung no. 5 Bandung, twitter: @JUICIDE


20110714

chicks &lads - born day

the original - pencil and ink sketch on paper - my baby was born
chicks &lads cut and paste sticker set no. 01

Kembali ke masa kuliah saya, sekitar 6-7 tahun lalu, adalah ketika saya masih sering membuat karya di jalan, di tembok-tembok kota Yogyakarta, bersama rekan-rekan, yang waktu itu juga masih sangat sedikit jumlahnya yang seperti kami. Jalanan mempertemukan saya dengan senirupa dengan lebih gamblang, street art adalah nama yang menjadi penyebutnya. Salah satu wajah saya di jalanan adalah 2 karakter ini, Chicks &Lads. Chiks si wanita, &Lads si laki-laki. Setelah kelahirannya lewat pensil, tinta dan kertas, karakter ini terpapar lewat berbagai cara lain seperti mural, stencil, wheatpasting, sticker. Sempat juga saya bawakan di beberapa pameran senirupa dalam gallery. Sedikit demi sedikit gambarnya akan saya posting, beserta dengan segala ceritanya.
Salah satu yang pernah dibuat adalah sticker set yang saya bagikan gratis kepada teman-teman dalam bentuk lembaran utuh, dengan garis putus-putus mengelilingi gambar-gambar, agar meraka mengguntingnya sendiri dan menempelkannya dimanapun meraka suka. ini termasuk kemunculan Chiks &Lads yang paling pertama, adakah dari anda yang memilikinya?

Chiks &Lads akan mendapatkan Tag tersendiri di blog ini, mengingat penuhnya kotak memori dua orang (karakter) ini yang akan saya bagi, nanti-nanti. 

#thisishowpeopledeadinmycountry,recently

saya membuat karya ini untuk HUFF online magazine #02, tahun 2010. apa yang kemudian terpaparkan dibawah ini sebagai konsep karya merujuk pada apa yang waktu itu sedang terjadi dan saya rekam lewat gambar-gambar ini.

Adakah yang dapat menjelaskan dengan lugas mengapa hal-hal ini terjadi di Indonesia? Mengapa tiba-tiba selebriti ramai-ramai berpolitik? tiba-tiba panggung musik di televisi selalu berisi serombongan pemusik berdarah pribumi bertabiat melayu? pemuda-pemudi tanggung seantero nusantara tiba-tiba berseragam kaos gambar makhluk buruk rupa? Mengapa hastag-hastag domestik (seperti ariel peterporn - keongracun - sawityowit - pongharjatmo - IMB - harmoni) seringkali menjadi topik terpopuler (trending topic) di jejaring sosial kelas global? 

Dengan pertanyaan yang sama, mengapa tiba-tiba tubuh tidak bernyawa jadi makin sering di temukan dalam versi ‘terpotong-potong’? Saya tidak dapat menjawabnya, tapi mungkin begitulah tren cara orang Indonesia mati, belakangan ini. Semacam trending topic di twitternya para psikopat Indonesia.

20110707

visual identity design - maicih




pertemuan saya dengan bob dan mei (pemilik maicih) pertama kali di sebuah eksebisi dan premium fashion brand expo di bandung. saya datang untuk membuat visual merchandise (VM) untuk brand Affairs. beberapa gerai food & beverages juga tergelar di tengah area eksebisi, dua diantaranya dalah Garden Juice dan Maicih (produk makanan ringan keripik singkong pedas) yang mendapat stan berdampingan. saya kebetulan ikut membantu membuat VM Garden Juice, dan 2 hari pertama expo saya juga ikut 'ngeblender buah' dan melayani pembeli bareng karib saya gogon (barista Garden Juice). setelah beberapa pertemuan berikutnya beserta obrolan-obrolan tentang banyak hal, postmod, berkesenian dan lain-lain, bob dan mei kemudian mempercayakan saya untuk merancang ulang identitas visual produk mereka. pada saat yang sama, brand ini sedang mendapatkan ekspos yang luar biasa dari berbagai kalangan karena keberhasilan brand building mereka, dan juga karena ada pihak lain yang mengklaim keaslian brand ini.

umur brand ini memang belum terlalu lama, namun telah mendapatkan marking yang sangat kuat di mata konsumen. dalam kondisi seperti ini, project ini jadi bertambah tingkat kesulitannya. variabel ukurnya menjadi lebih banyak daripada sekedar membuat logo untuk brand baru. setelah beberapa kali brainstorming dengan bob dan mei, ditambah riset kecil-kecilan saya atas brand ini, saya kemudian merancang ulang logo beserta kemasannya.

pada logo awal, sosok 'maicih' ditampilkan menghadap ke samping dengan latar belakang paduan beberapa ornamen visual. beberapa hal esensial logo tersebut tetap saya bawa ke logo baru, yaitu sosok 'maicih' yang kali ini menghadap kedeapan dan pita dengan tulisan nama brand 'maicih' dibawahnya dengan pendekatan visual yang lebih sederhana. logo ini saya paparkan dengan berbagai kemungkinan aplikasi layout. sosok 'maicih' nya tampil dalam 3 bentuk (kepala, torso, dan sebadan penuh), yang bisa digunakan sesuai dengan keperluan yang berbeda. logo utama ini kemudian saya saya komprehensifkan pada perancangan kemasan produk, yang pada awalnya menggunakan plastik saja, menjadi kombinasi antara pemakaian material plastik, tas kertas dan sticker. pada kesempatan yang lain, saya sempat membantu maicih pada lauching produknya di Jogja, waktu itu saya membuat serangkaian artworks dengan tema 'launching maicih palsu'.

festivalist's gigs poster



jenny, band saya, atas satu dan dua hal yang sangat kami pikirkan bersama, memutuskan untuk berganti nama menjadi FESTIVALIST.  ini adalah 3 poster pertama untuk nama baru tersebut. kami cetak sablon dalam jumlah yang sangat sedikit (40 lembar), dan kami bagikan gratis kepada teman-teman yang datang panggung kami.  dan kami akan selalu membuat poster ini untuk setiap pertunjukkan selanjutnya.

jenny, my band, for one and two things decide to change its name to FESTIVALIST. This is the third first poster for the new name. screen printed in very few quantities (40 sheets), and we distribute free to friends who come our stage. and we will always make poster for each performance.